Mengisi Hari

Tuhan Karuniakan Akal dan Hati untuk Mendekat Pada-Nya

1.11.06

Mengingat (Kembali) Syahadat Kita

Ingatkah, kapan kita mengucap kalimat syahadat pertama kali? Ternyata sulit mengingatnya, Bahkan, mungkin kita lupa kapan persisnya. Sejak kita bisa mengeja kata, sebelum kita tahu apa artinya.

Maka, tak ada salahnya kita membuka kembali "janji" lama. Sebelum lahir di dunia, jiwa kita telah menyatakan "Benar" ketika Allah menanyakan, "Bukankah Aku ini tuhanmu?" Semua dijelaskan dalam Surah Al-A'raf: 172.
Syahadat memang ibarat pintu yang orang tidak dapat masuk Islam tanpa mengucapkannya. Syahadat memisahkan mana pemeluk Islam, mana pemerhati Islam. Mana yang mencari rahmat Allah di dalamnya, mana yang melongok dari luar untuk sekadar mengetahui isinya.
Ajaran-ajaran mulia yang terkandung dalam rumah Islam tergambar jelas dalam syahadat. Inilah peta yang menuntun untuk berserah diri sebagai hamba-Nya. Peta yang digunakan sejak manusia mendiami bumi. Peta tak lekang oleh zaman yang membawa pengikutnya menuju Sang pencipta.
Syahadat membuat Umar bin Khattab berbalik 180 derajat. Tokoh Makkah yang dikenal keras mementang Islam pada awalnya. Berniat membunuh utusan Allah, berniat memenggal adik perempuannya, berbalik menjadi benteng dakwah Islam. Syahadat membuat Umar patuh untuk meninggalkan tanah kelahiran, suatu hal yang barangkali berat bagi manusia yang dikenal perkasa sepertinya. Bukan berat fisik namun psikologis, jika tanpa syahadat mantap.
Syahadat pula yang menjadi titik temu seruan para rasul, sejak nabiyullah Adam. Syahadat-lah yang diserukan nabiyullah Nuh kepada kaumnya -sebelum mereka ditenggelamkan. Syahadat-lah yang diserukan Ibrahim sehingga raganya dibakar raja Namrud. Syahadat pula yang disampaikan Musa kepada Fir'aun sebelum ditenggelamkan di laut bersama tentara militernya.
Bara syahadat itulah yang seharusnya kita pegang erat sekarang. Panas, namun harus dilakukan.
Maka, kalau saat ini kita mulai sering menanggalkan syahadat, mengabaikan maknanya atau bahkan melupakan konsekuensinya. Segeralah kita minta ampun pada-Nya. Karena syahadat menjadi kunci syurga. Tempat terindah sekaligus pilihan satu-satunya pilihan selain neraka. Hanya syurga menjadi tempat berlindung dari bara api yang mendidihkan otak dalam kepala, menyelamatkan dari lilitan ular dan sengatan lipan neraka. Dan hanya syahadat yang dapat membuka pintu syurga.

2 Comments:

  • At 12:37 am, Anonymous Anonymous said…

    syahadat tu pintu gerbang masuk islam,syahadat terdiri dari 2 kalimat..trus di qs alaraaf 172 itu di sebutkan 2 kalimat itu ga?ga ada kan..di ditu kita hanya bsaksi bhwa Allah sbagai rab,sdangkan di kalimat syahadat bsaksi bhw Allah sbagai ilah..jadi sebenernya kapan ptama kali kita bsyahadat dan bener2 kita sadari?apakah islam itu didapatkan melalui keturunan?krn ortu qt islam,jadi otomatis qt juga islam?lantas kenapa para sahabat nabi Muhamad SAW dikatakan masuk islam setelah mereka mengucapkan syahadat di depan Rasulullah,bukannya para sahabat itu keturunan nabi Ibrahim as?nabi Ibrahim as itu muslim kan..bersyahadat itu artinya bersaksi,berarti ada kesaksian,yg menyaksikan dan yg disaksikan..kapan itu terjadi?

     
  • At 3:58 pm, Blogger Muhammad Hamdan said…

    Yup, syahadah memang sudah kita ikrarkan sebelum lahir. Tu kan fitroh kita? Makanya kalau seseorang setelah di dunia menjadi beragama selain Islam, itukan yang mempengaruhi orang tua atau pengasuhnya. Ini substansinya.
    But kalo untuk hukum dunia, memang kita bisa dikatakan Islam setelah bersyahadah dengan lisan, hati dan perbuatan. Itu pun dengan syarat kita sudah mumayyiz, bisa membedakan yang baik dan yang buruk.

     

Post a Comment

<< Home