Mengisi Hari

Tuhan Karuniakan Akal dan Hati untuk Mendekat Pada-Nya

22.2.05

Kongres Keluarga Mehasiswa FIS, kenapa harus ricuh?

Sungguh disayangkan, Kongres Keluarga Mahasiswa FIS Unnes tahun ini justru berakhir ricuh. Padahal tahun ini, kongres menggunakan kata keluarga dalam kemasannya. Perang wacana dan pemikiran sejak Pemira BEM FIS tahun ini akhirnya menemui jalan buntu di Kongres.
Tindakan yang dilakukan peserta sidang dengan membanting mengobrak-abrik kursi tentu tak dapat dibenarkan. Apalagi pelakunya seorang ketua Hima 2005 yang seharusnya menjadi tauladan baru bagi mahasiswa di jurusannya. Dan benar, tindakannya segera memprovokasi peserta sidang lain.
Dengan iklim yang mengedepankan kekolotan seperti ini, rasanya malu bila kita, para mahasiswa selalu mengkritik tindakan buruk para pejabat. Mengapa kita justru mencontoh apa yang kita kritik?
Apapun alasannya mengedepankan emosi dan frustasi sangat tidak sesuai dengan budaya ilmiah. Sebuah budaya mulia dimana perguruan tinggi akan menjadi motor penggeraknya.