Mengisi Hari

Tuhan Karuniakan Akal dan Hati untuk Mendekat Pada-Nya

18.10.06

Total Itikaf di Ujung Ramadan

Sinar mentari menembus celah-celah dinding lantai 3 Masjid Ulul Albab (MUA), mengiringi lantunan ayat Quran para peserta itikaf. Di berbagai sudut, para peserta tampak berdzikir, membaca buku agama dan berkumpul untuk bermutabaah (evaluasi aktivitas).

Sepuluh hari terakhir Ramadan merupakan hari maghfiroh (ampunan), menjadi alasan shaiman dan shaimat (pelaku puasa) berlomba meningkatkan amalan, termasuk dengan itikaf. Di MUA yang menjadi tempat kegiatan itikaf Unit Kegiatan Kerohanian Islam (UKKI)
Unnes, tidak hanya dipenuhi mahasiswa Unnes, namun juga para alumni Unnes bahkan peserta dari Undip.
Salah seorang peserta Anjar mengaku, Ramadan ini kali ketiga ia mengikuti itikaf di MUA. Meskipun tidak berdomisili di Unnes, alumni Kimia Unnes itu sengaja menyempatkan diri untuk mengikuti itikaf secara total.
Ia mengungkapkan, itikaf Ramadan tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. "Tahun ini ustadz yang mengisi kegiatannya lebih banyak dan berganti-ganti," katanya memberi alasan. "Fasilitasnya pun mengalami kemajuan, nampak beberapa televisi terpasang di Masjid Ulul Albab."
Anjar berharap, kekhusukan itikaf bisa terbawa dalam kegiatannya sehari-hari setelah pulang. "Sehingga dari tahun ke tahun saya dapat menjadi lebih baik lagi," kata Anjar mengakhiri pembicaraan.
Bagi peserta lain Retno, tahun ini adalah kali ketiga mengikuti itikaf. "Saat Ramadan dua tahun yang lalu, saya tidak dapat mengikuti kegiatan ini sampai selesai. Namun tahun selanjutnya saya dapat melaksanakan kegiatan ini hingga selesai. Untuk tahun ini saya berniat mengikuti sampai selesai hingga H-1," kata Mahasiswi Geografi Unnes itu. "Mumpung ada waktu dan Allah mengizinkan."
Meskipun tidak mengikuti total beritikaf dari awal, Retno tetap berusaha "fokus". Selama pembicaraan dengan Express, berulang kali Retno berucap subhanallah, menandakan kesan yang mendalam baginya. "Saya sangat senang saat muhasabah (introspeksi diri) berlangsung, karena suasananya hening," ujarnya pelan.


***

Malam pun beranjak. Lantunan Quran masih terdengar dari berbagai penjuru ruangan. Di lantai 2 MUA, Slamet Sugiyanto merebahkan badannya. Ia baru menyelesaikan bacaan Quran. "Begitu terasa di hati ketika tilawah (membaca Quran) dan salat malam," kata Mahasiswa PJKR Unnes itu kepada Express.
"Kalau hari biasa kan tersibukkan sana-sini. Jadi nggak konsentrasi," katanya. Slamet pun mengaku senang mengikuti itikaf. Ia bahkan berencana mengikuti itikaf sampai H-2.
Selama itikaf, Slamet masih menjalankan aktivitas lain. "Masih mengurusi acara buka bersama di FIK Senin (19/10) ini, sebagai Ketua Panitia," ungkap peserta yang juga Sekjen BEM FIK. Di samping mengurusi kegiatan, Slamet masih menjalani PPL. "Jadi itikafnya kalau malam, kalau siang tetap beraktifitas."